Rabu, 31 Oktober 2012

Gayus: Nurhadi & Ridwan Putarbalikan Fakta Soal Meja Rp 1 Miliar

Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Sekretaris Mahkamah Agung (MA) Nurhadi menyatakan asal mula kepemilikan meja kerja senilai Rp 1 miliar dilontarkan oleh hakim agung Prof Gayus Lumbuun. Hal serupa juga diamini oleh Kepala Biro Hukum dan Humas MA, Ridwan Mansyur.

Menurut Gayus, pernyataan tersebut tidak benar dan tidak sesuai runtutan fakta yang terungkap. "Pernyataan itu perlu diluruskan," kata Gayus saat dihubungi detikcom, Rabu (31/10/2012).

Menurut Guru Besar Universitas Krisna Dwipayana ini, pemutarbalikkan fakta tersebut mengaburkan masalah yang ada.

"Pernyataan meja Nurhadi mencapai nilai Rp 1 miliar itu disampaikan oleh Pak Djoko Sarwoko di ruang kerjanya di hadapan para wartawan pada 25 Oktober 2012," tegas Gayus. Djoko yang dimaksud adalah Ketua Muda MA bidang Pidana Khusus.

Seperti diketahui, Nurhadi saat diwawancara Tempo menyatakan di Manado, membantah jika meja kerja miliknya yang dikatakan Gayus Lumbuun seharga Rp 1 miliar. Menurut Nurhadi, itu adalah kesalahan besar yang tak layak dipublikasikan.

"Saya sangat sakit hati ketika dituding memiliki meja kerja dengan harga yang sangat mahal," kata Nurhadi.

Hal senada dengan Nurhadi juga dinyatakan oleh Ridwan Mansyur. Dalam jumpa pers kemarin malam, Ridwan meminta media massa jangan membuat polemik dengan pemberitaan yang bersifat dugaan saja.

"Tanyakan saja kepada yang membuat berita dan pemberi berita. Kalau yang ngomong Pak Gayus, kejar Pak Gayus," timpal Ridwan kepada wartawan, Selasa (30/10/2012).

Ikhwal perabotan mewah ini meluncur dari mulut Djoko Sarwoko. Dia mengakui Sekretaris MA Nurhadi mempunyai bisnis sarang burung walet. Bahkan PNS yang merangkap pengusaha tersebut merombak ruang kerjanya di MA dengan menghabiskan uang yang tak sedikit, salah satunya seperangkat meja bernilai Rp 1 miliar.

"Itu meja, duitnya sendiri. Karena Nurhadi punya usaha sarang burung walet, bukan memakai anggaran MA. Nurhadi itu sudah berbuat banyak demi lembaga ini. Saya karena ikut membina Nurhadi, saya ikut sakit hati juga dia difitnah seperti ini," kata Djoko Sarwoko kepada wartawan di ruang kerjanya, 25 Oktober lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar