Andi Saputra - detikNews
JakartaHakim agung Gayus Lumbuun meminta MA dan
instansi luar MA memeriksa Sekretaris MA Nurhadi yang disebut oleh Ketua
Muda Mahkamah Agung (MA) Pidana Khusus, Djoko Sarwoko, telah memberikan
sumbangan finansial sangat besar ke MA. Gayus meminta sumbangan itu
diaudit.
Salah satu sumbangan yang diberikan Nurhadi adalah
merenovasi ruang sekretariat dan menyulap ruang kerja dengan seperangkat
meja senilai Rp 1 miliar.
"Apakah boleh lembaga negara menerima
sumbangan yang banyak itu dari pengusaha walaupun yang bersangkutan
adalah PNS," kata Gayus saat dihubungi detikcom, Sabtu (27/10/2012).
Sebagai
ahli hukum administrasi negara, Gayus menilai sumbangan tersebut harus
transparan. Bahkan jika sumbangan melebihi Rp 10 juta maka harus
dilaporkan ke KPK.
"Berapa banyak sumbangan tersebut, digunakan
untuk keperluan apa saja dan kapan saja waktu diserahkan. Apakah ini
bukan bentuk gratifikasi?" cetus Gayus.
Sebab, menurut dia,
sumbangan kepada instansi negara harus dilaporkan secara resmi kepada
negara. Jika tidak maka bisa berakibat fatal.
"Kalau tidak
dilaporkan ke KPK dalam waktu 30 hari untuk pemberian lebih dari Rp 10
juta dan berapa pun besarnya wajib dilaporkan apakah masuk PNBK
(Pemasukan Negara Bukan Pajak) bagi Lembaga Negara atau tidak," ungkap
Gayus.
Padahal dalam setahun MA mendapat kucuran APBN Rp 5,6
triliun per tahun. Dengan dana tersebut, Nurhadi diminta untuk
menjelaskan ke publik apakah cukup atau tidak.
"Apakah anggaran
MA sekitar Rp 5,6 triliun pada tahun 2012 tidak cukup? Kalau ini tidak
segera diaudit, kekhawatiran adanya pengusaha-pengusaha yang melakukan
hal yang sama dan didukung dengan kuat oleh Djoko Sarwoko. Sangat
dikhawatirkan lembaga pengadilan tingkat terakhir ini akan rapuh
independensinya," papar Gayus.
"MA perlu mencontoh Mahkamah
Konstitusi (MK) yang mengatakan tidak mau mengemis anggaran, apalagi
menerima sumbangan dari pengusaha. Segera audit investigasi," pungkas
Gayus.
Seperti diketahui pernyataan hakim agung Prof Gayus
Lumbuun soal kondisi yang ada di Mahkamah Agung (MA) membuat gerah
pimpinan MA. Pernyataan Gayus yaitu soal anggaran MA yang dinilai tidak
transparan dan pengelolaannya tidak profesional.
"Perlu ada pengawasan eksternal terhadap kebijakan anggaran yang digunakan di MA. Kalau perlu diaudit," lanjut Gayus.
Menanggapi
pernyataan Gayus, Jubir MA Djoko Sarwoko mempersilakan Gayus keluar
jika tidak suka dengan kondisi MA. "Menurut saya jika dia tidak suka
dengan kondisi MA sekarang ya keluar sajalah. Daripada membangun
permusuhan dan kinerja MA tidak kondusif," kata juru bicara (jubir) MA
Djoko Sarwoko kepada detikcom, Kamis (25/12/2012).
Sedangkan Sekretaris MA Nurhadi merespon Gayus lebih keras. Dia bahkan melabrak Gayus.
"Saya
nggak pernah takut sama siapa pun, karena saya clean. Saya nggak
peduli, saya labrak betul (Gayus Lumbuun) karena saya clean. Saya jamin
satu rupiah pun saya tidak punya pikiran untuk main-main terutama dalam
anggaran. Kalau eselon I ketahuan (korupsi) sama saya, saya amputasi,"
kata Nurhadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar