Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Ancaman pengusiran hakim agung Prof Gayus
Lumbuun oleh Ketua Muda Mahkamah Agung (MA) bidang Pidana Khusus Djoko
Sarwoko membuat para hakim di pelosok penjuru Nusantara kaget. Mereka
prihatin dengan kondisi tersebut dan meminta MA segera menyudahi
gonjang-ganjing tersebut.
"Kita serba salah, sebagai anak buah
serba bingung dengan hal ini. Kami tidak bisa menjelaskan saat ditanya
orang atas hal tersebut," kata Ketua Pengadilan Negeri (PN) Ende, NTT,
Achmad Petensili, saat berbincang dengan detikcom, Senin (29/10/2012).
Banyak
hakim di daerah merasa kaget dengan apa yang terjadi di pucuk lembaga
peradilan ini. Namun menurut Patensili hal tersebut membuat lembaga MA
tercoreng. Kata-kata kasar tidak sepantasnya meluncur dari pimpinan MA.
"Saya
rasa kurang cocok dan kurang pas dengan kata-kata itu. Kalau yang
dilabrak, diusir kami-kami ini yang di daerah sih wajar. Tapi ini kan
hakim agung," sesal Petensili.
Sebagai sesama anggota Korps
Cakra, Petensili berharap konflik ini segera diselesaikan. Sebab secara
tidak langsung ikut mencoreng nama baik institusi.
"Apalagi kita
sedang berjuang menaikkan kesejahteraan hakim. Banyak hakim di daerah
hidup dengan pas-pasan. Harusnya mereka paham, mereka ada di pucuk
lembaga sehingga segala apa yang diperbuat akan menjadi sorotan
masyarakat," pinta Petensili.
Seperti diketahui pernyataan hakim
agung Prof Gayus Lumbuun soal kondisi yang ada di Mahkamah Agung (MA)
membuat gerah pimpinan MA. Pernyataan Gayus yaitu soal anggaran MA yang
dinilai tidak transparan dan pengelolaannya tidak profesional.
"Perlu ada pengawasan eksternal terhadap kebijakan anggaran yang digunakan di MA. Kalau perlu diaudit," kata Gayus.
Menanggapi
pernyataan Gayus, Jubir MA Djoko Sarwoko mempersilakan Gayus keluar
jika tidak suka dengan kondisi MA. "Menurut saya jika dia tidak suka
dengan kondisi MA sekarang ya keluar sajalah. Daripada membangun
permusuhan dan kinerja MA tidak kondusif," kata Djoko kepada detikcom,
Kamis (25/12/2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar