Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Ketua Muda Mahkamah Agung (MA), Djoko
Sarwoko, memuji Sekretaris MA, Nurhadi yang telah memberikan banyak
bantuan finansial ke MA. Namun saat coba ditelusuri dalam laporan
Laporan Tahunan MA Tahun 2011, tidak ada item hibah tersebut.
Seperti detikcom
download dari website resmi MA, Selasa (30/10/2012), seluruh anggaran
pendapatan MA 2011 sebesar Rp 6,055 triliun. Dari laporan setebal 94
halaman ini, MA hanya menerima dana hibah dari lembaga donor asing untuk
pertukaran belajar para hakim.
Penyelenggaraan Program
Pendidikan dan Pelatihan Calon Hakim (PPC) Terpadu Program Pendidikan
Calon Hakim (PPC Terpadu) telah dimulai pada 2010. Ini berdasarkan Surat
Keputusan Ketua MA Nomor 169/KMA/SK/X/2010 tentang Penetapan dan
Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Hakim Terpadu.
Program
ini adalah keterpaduan antara program pendidikan/pelatihan yang
terpusat dan program magang (inhouse training) di pengadilan dengan
durasi total hampir 2 tahun. Program ini bertujuan menghasilkan para
hakim yang siap bertugas (court readiness).
"Ini merupakan hasil
kerjasama dengan beberapa negara pemberi hibah serta studi perbandingan
yang telah dilakukan oleh Badan Litbang Diklat Kumdil sejak tahun 2008
dan 2009 ke beberapa negara Eropa dan Asia," tulis laporan dalam halaman
80.
Dalam laporan 2010, kegiatan MA selain dibiayai dari APBN
juga dukungan dari hibah luar negeri (donor). Kebijakan pimpinan MA
sejak awal adalah tidak mengelola sendiri anggaran hibah dari donor dan
sifatnya hanya sebagai penerima manfaat/kegiatan (beneficiary).
Lebih
lanjut perlu dilaporkan juga bahwa dalam memenuhi kewajiban untuk
refund dana dalam proyek Good Governance In Judiciary (GGIJ) dari Uni
Eropa register Hibah No 70689501 MA pada 2010 telah melakukan revisi
DIPA BUA (663157) tanggal 31 Desember 2009, Program 01.01.09 Penerapan
Kepemerintahan yang Baik, kegiatan 0003 Pelayanan Publik atau Birokrasi,
Sub kegiatan 00243 Operasional Pelayanan Hukum sebesar Rp 464, 101 juta
Pada
2009, MA mendapatkan hibah dari lembaga donor asing seperti Indonesia
Australia Legal Development Facility (IALDF) sebesar AUD 569 ribu. Lalu
dari UNDP sebesar USD 900 ribu. Pada tahun ini MA juga menerima hibah
dari pemerintah Jerman melalui UNODC sebesar USD 1,5 juta.
Seperti
diketahui, Djoko Sarwoko menyampaikan kebaikan Nurhadi membantu lembaga
MA sudah sangat banyak. Salah satunya merombak ruang Sekretaris MA
dengan cukup mewah seperti seperangkat meja senilai Rp 1 miliar.
"Itu
meja, duitnya sendiri. Karena Nurhadi punya usaha sarang burung walet.
Bukan memakai anggaran MA. Ruangan Nurhadi itu kan memang panjang tapi
kan itu dari kocek sendiri. Zaman sekarang mana ada yang mau berkorban
untuk lembaga sampai seperti itu. Paling Dahlan Iskan sama Nurhadi,"
ujar Djoko.
Sedangkan Sekretaris MA Nurhadi merespon permintaan
transparansi hakim agung Prof Gayus Lumbuun dengan keras. Dia bahkan
melabrak Gayus.
"Saya nggak pernah takut sama siapa pun, karena
saya clean. Saya nggak peduli, saya labrak betul (Gayus Lumbuun) karena
saya clean. Saya jamin satu rupiah pun saya tidak punya pikiran untuk
main-main terutama dalam anggaran. Kalau eselon I ketahuan (korupsi)
sama saya, saya amputasi," kata Nurhadi.
Hingga berita ini
diturunkan, detikcom terus berusaha menghubungi Nurhadi baik telepon
maupun SMS, tetapi belum mendapat jawaban. Nurhadi saat ini berada di
Manado dalam rangka Rakernas MA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar