Andi Saputra - detikNews
Jakarta - Ketua Muda Mahkamah Agung (MA) Bidang Pidana
Khusus, Djoko Sarwoko mengusir hakim agung Prof Gayus Lumbuun terkait
permintaan pengelolaan anggaran yang transparan. Bahkan Djoko menuduh
permintaan Gayus akibat gagal menjadi pimpinan MA. Apa kata Gayus?
"Djoko
yang menuding saya menympaikan kritik sebagai ungkapan kekecewaan
karena gagal sebagai pimpinan MA merupakan pikiran yang keliru," kata
Gayus saat dikonfirmasi detikcom atas penyataan Djoko tersebut, Kamis
(25/10/2012).
"Saya tahu siapa saya. Tidak pernah terpikir sedikit pun niat menjadi pimpinan MA," beber mantan anggota DPR ini.
Selain
menilai tudingan Djoko sebagai kekeliruan yang nyata, Gayus juga
menilai Djoko selama menjadi juru bicara MA banyak melakukan
pernyataan-pernyataan yang tidak tepat. Bahkan Gayus memandang hal
tersebut karena didorong maksud tertentu.
"Yang lebih tepat,
kemungkinan besar Djoko Sarwoko akhir-akhir ini menyampaikan pernyataan
yang bersifat pencitraan karena mempunyai harapan bisa menjadi penasihat
salah satu lembaga penegak hukum yang sedang powerfull," beber Gayus.
Namun
Gayus yakin, lembaga yang diincar oleh Djoko akan menolak keinginan
Djoko. Hal ini mengingat rekam jejak Djoko selama ini. "Memangnya
lembaga tersebut mudah menerima penasihat tanpa melihat track
recordnya?" ungkap Gayus bertanya balik.
Seperti diketahui, Djoko
Sarwoko gerah dengan pernyataan Gayus soal anggaran MA yang dinilai
tidak transparan dan pengelolaannya tidak profesional.
"Menurut
saya jika dia tidak suka dengan kondisi MA sekarang ya keluar sajalah.
Daripada membangun permusuhan dan kinerja MA tidak kondusif," kata juru
bicara (jubir) MA Djoko Sarwoko.
"Kalau Gayus Lumbuun kerena dari
anggota DPR pindah ke MA yang harapannya mau menjadi pimpinan tetapi
ternyata tidak laku. Jadi dia kecewa berat lalu menciptakan konflik.
Gayus Lumbuun ngawur itu. Saya sudah delapan tahun jadi hakim agung
tidak pernah merasa dinomorduakan karena saya tidak gila hormat," kata
Djoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar