Jayapura (ANTARA
News) - Kasus kebakaran hutan yang hingga kini masih terjadi di Riau
diduga melibatkan perusahaan asal Malaysia yang bergerak disektor
perkebunan kelapa sawit, kata Menteri Lingkungan Hidup, Balthasar Kambuaya.
Saat ini ada delapan dari 14 perusahaan yang terindikasi melakukan pembakaran hutan adalah milik pengusaha asal Malaysia, ujarnya di Jayapura, Selasa.
"Saat ini tim dari Kementrian Lingkungan Hidup masih terus menyelidiki
dan mengumpulkan barang bukti sehingga bila nantinya sudah cukup bukti,
maka perusahaan itu akan diajukan ke pengadilan," kata mantan Rektor
Universitas Cenderawasih itu menegaskan.
Dikemukakannya, saat ini tingkat polusi di beberapa kota di Pulau
Sumatera sudah di atas ambang batas, bahkan ada yang mencapai 600, yakni
di Riau, Batam,dan Bengkalis.
Sejumlah kota lainnya di Sumatera saat ini masih diliputi polusi asap
tebal dan kabut, seperti juga yang dilaporkan terjadi di negeri jiran Malaysia dan Singapura.
Tingginya polusi itu disebabkan kebakaran hutan yang cukup hebat, sehingga menyebabkan kabut asap yang tebal, ujarnya.
Ia mengemukakan pula, saat ini segala upaya terus dilakukan untuk
memadamkan dan mengatasi kebakaran itu, dan pihaknya akan melakukan
serangkaian pembicaraan dengan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia dan
Singapura secara terpisah di Jakarta.
Untuk masa mendatang, ia
menyatakan, pemberian izin pemanfaatan kawasan hutan harus lebih
selektif guna mengurangi kerusakan lingkungan hidup.
"Mudah-mudahan masalah itu dapat segera teratasi," demikian Kambuaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar