Senin, 24 Juni 2013

KSAD: Prajurit Salah Gunakan Jiwa Korsa, Pengecut

VIVAnews - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, setiap prajurit TNI wajib memiliki jiwa korsa di dalam dirinya. Jiwa korsa itu hendaknya digunakan untuk kepentingan kesatuan, bukan perorangan.

"Jiwa korsa dalam arti positif harus tetap dimiliki. Prajurit tanpa jiwa korsa hilang nafasnya, tidak punya kekuatan," kata Moeldoko di Jakarta, Jumat, 21 Juni 2013.

Menurut Moeldoko, hanya prajurit yang pengecut lah yang menggunakan jiwa korsa untuk membela temannya yang terlibat perkelahian. "Kalau dia kalah berkelahi terus mengajak temannya, itu namanya prajurit yang pengecut. Karena itu saya melatih prajurit saya untuk tidak menjadi prajurit yang pengecut," tegasnya.

Mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat itu mengakui butuh waktu untuk menumbuhkan jiwa korsa yang baik di dalam diri prajurit. "Pelan-pelan ini memang perlu proses. Saya yakin bisa akan kita laksanakan," ujarnya.
Moeldoko juga meminta masyarakat percaya bahwa persidangan kasus Cebongan akan berjalan dengan aman. "Tidak ada penekanan apapun, tidak ada intimidasi. Kita harus memberikan kepercayaan kepada masyarakat," katanya.
Sebanyak 12 anggota Kopassus menjadi terdakwa kasus penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, 23 Maret 2013. Dalam penyerbuan itu, empat tahanan tewas.
Dalam pemeriksaan tim internal TNI, para oknum Kopassus mengaku penyerbuan itu mereka lakukan sebagai balas dendam karena sebelumnya para tahanan diduga menyerang anggota Kopassus lain. (adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar