Selasa, 24 September 2013

Samakan Persepsi Hukum Bisnis, 10 Ketua MA se-ASEAN Bertemu di Singapura

Andi Saputra - detikNews

Jakarta - Ketua Mahkamah Agung (MA) Indonesia yang juga selaku Presiden Asean Law Association (ALA), Hatta Ali memimpin pertemuan Ketua MA se-ASEAN di Singapura. Dalam pertemuan itu, dibahas isu aktual terkini terutama soal hukum bisnis menghadapi pasar bebas.

"Pertemuan hari ini adalah tonggak sejarah, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah ALA kesepuluh negara ASEAN yaitu Singapura, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos PDR, Kamboja dan Myanmar bertemu dalam satu forum," kata Hatta Ali.

Hal ini disampaikan dalam sambutan pembukaannya sebagai Presiden ALA di Begonia Ballroom, Marina Bay Sands, Singapura pada Sabtu (24/8/2013) seperti dilansir website MA, Minggu (25/8/2013).

Sebagai Presiden ALA, Hatta Ali mengaku merasa terhormat atas kepercayaan masyarakat ASEAN, khususnya dalam bidang hukum. Menurut Hatta, ALA memiliki peran yang sangat strategis di ASEAN dan menjadi tanggung jawab ALA untuk terus menciptakan harmonisasi pada sistem hukum di kawasan ASEAN.

"Bahkan, kini saya sedang membangun hubungan yang lebih akrab lagi dengan China. Melalui hubungan yang harmonis ini ke depannya saya berharap akan lebih banyak lagi forum-forum untuk saling berdiskusi, seminar, workshop, penelitian bersama dalam bidang hukum, antara negara ASEAN dan tentunya China," kata hakim agung spesialis hukum pidana ini.

Dalam kesempatan yang sama, Sekjen ALA, Swandy Halim menjelaskan harmonisasi masih menjadi tema utama dalam Governing Council Meeting yang ke 35 ini. Tema ALA kali ini adalah harmonisasi ASEAN melaui hukum. Tema ini memiiki visi dan misi ke depan, di mana di tahun 2015 nanti akan tercipta masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk membangun masyarakat ekonomi ASEAN dibutuhkan banyak kesiapan faktor di antaranya infrastruktur, sosial, ekonomi, dan hukum.

"Itulah sebabnya diperlukan harmonisasi hukum antar negara ASEAN supaya masyarakat ASEAN memiliki landasan hukum yang kuat dalam bersaing dengan masyrakat dunia lainnya," ujar Swandy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar